LENTERA KISIK “Beyond The Book : Cahaya Buku Menerangi Kehidupan Pantai”
Rp. 65.000
Overview :
Tahun 2023 menjadi sebuah tanda bahwa peradaban setiap manusia berhubungan dengan kebutuhan listrik. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya pernyataan dari Kementerian ESDM memproyeksikan konsumsi listrik per-kapita naik signifikan dibandingkan tahun lalu menjadi 1.268 kWh/kapita. Ditambah di tahun 2022 menjadi era mulai berkembangnya digitalisasi yang menjadi konsumsi wajib bagi setiap insan di dalam masyarakat. Dengan realitas tersebut pembangunan dan pengembangan sumber-sumber energi listrik di Pulau Jawa menjadi sebuah keniscayaan. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan listrik nasional, Pemerintah mulai merancang program Percepatan Pemenuhan listrik nasional. Proyek Pembangkitan Listrik 10.000 megawatt yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Perpres No.71 tahun 2006 merupakan tonggak pertama dari program percepatan listrik nasional. Proyek tersebut merupakan proyek untuk membangun 35 Pembangkit Listrik TenagaUap (PLTU) di 35 lokasi di Indonesia dengan total kapasitas mencapai 10.000 Megawatt. Di Pulau Jawa sendiri, direncanakan akan 10 lokasi PLTU dengan kapasitas total 7430 MW. Salah satu lokasiyang dijadikan daerah operasi PLTU adalah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang direncanakan akan menampung 2x315 MW dan direncanakanselesai di tahun 2010. Rencana pembangunan PLTU inilah yang kini menjadi PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan PLTU Rembang. PLTU Rembang adalah unit bisnis baru yang terutama didedikasikan untuk implementasi dan operasi yang sedang berjalan. Sebelum pembangunan PLTU Rembang, kawasan ini merupakan tambak dan persawahan. Jika diperhatikan dengan seksama, tambak dan penggarapan sawah di sekitar PLTU Rembang masih bisa kita saksikan untuk saat ini. Di luar batas atas pagar pengaman PLTU Rembang, terlihat para petani masih mengolah berbagai komoditas seperti padi atau palawija. Sama halnya dengan pembudidaya ikan yang masih membudidayakan ikan dan udang.