PRESPEKTIF FILOSOFI PENDIDIKAN
Rp. 65.000
Overview :
Istilah Merdeka Belajar yang saat ini pemerintah gelorakan di dalam kurikulum barunya mengindikasikan bahwa jiwa, dan falsafah Ki Hajar Dewantara tidak lagi hanya dijadikan semboyan semata “Tut Wuri Handayani” akan tetapi sedikit sudah mulai pula pada “Ing Madyo Mangun Karso” dengan pengaplikasiannya tentang bagaimana kurikulum ini terpusat penuh terhadap siswa yang disinyalir terasa lebih esensial dan dinamis. Kita saat ini mungkin agak sedikit demi sedikit bisa kembali kepada identitas pendidikan kita yang mungkin sudah lama tertidur. Sehingga “Ingarso sung tulodo” akan segera dapat kita rasakan. Lalu bagaimana dengan Guru, Apakah profesi ini sudah kembali pada ruhnya yang sejati? “Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” kini dirasa sudah kadaluarsa. Benarkah guru sebagai peranan maupun profesi sudah merdeka seperti kurikulumnya yang merdeka? Buku ini memberikan ruang-ruang perspektif dialektis, berangkat dari fenomena-fenomena klasik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan bagaimana tentang sudut pandang dunia pendidikan Indonesia secara komprehensif. Mengantarkan kita pada determinasi garis historikal haluan pendidikan nasional, serta gagasan-gagasan dari tokoh-tokoh pendidikan indonesia pada masanya, tentang bagaimana filosofi pendidikan kita, potret dan komparasi pendidikan negara luar, peran serta kompetensi guru, sejarah kurikulum berbagai era di indonesia, peran guru yang terus berotasi pada pilar-pilar perjuangan, menjawab tantantangan zaman dengan menuju harapan mulia “Baldatun thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. Rahmatan lil Alamin.”